MAKALAH AKHLAK DAN TASAWUF by ZURINA.,S.M

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.  Latar Belakang

Indonesia termasuk salah satu wilayah di belahan dunia yang memiliki  beberapa kepercayaan dan agama yang dianut oleh warga negaranya salah satunya agama yang diyakini oleh mayoritas masyarakatnya ialah agama Islam. Diantara banyaknya ajaran-ajaran yang terdapat di dalam agama Islam antara lain membahas mengenai akhlak seperti Akhlak Tasawuf. Akhlak tasawuf juga termasuk khazanah intelektual Muslim yang kehadirannya hingga saat ini semakin dirasakan dan dibutuhkan. Seperti yang kita ketahui misi utama kerasulan Muhammad SAW adalah untuk menyempurnakan akhlak mulia, dan sejarah mencatat bahwa faktor pendukung keberhasilan dakwah beliau antara lain adalah akhlaknya yang mulia. Maka kajian tasawuf sangat dibutuhkan untuk merespon dan memprediksi masa depan tasawuf. Semua manusia ciptaan Allah hendaklah memiliki akhlak mulia seperti yang telah dicontohkan oleh nabi Muhammad saw. Adapun pada zaman modern layaknya sekarang, kita dihadapkan berbagai masalah terutama masalah akhlak dan moral yang cukup serius, yang apabila dibiarkan dan tak ada yang peduli maka akan menghancurkan  masa depan bangsa. Maraknya kejahatan dan perbuatan yang menyimpang dari aturan agama telah kita lihat, dengarkan dan juga dirasakan oleh semua orang, membuat pentingnya mengkaji dan mempelajari Akhlak Tasawuf pada kehidupan saat ini. Maka dalam makalah ini akan dibahas tentang pengertian akhlak, pengertian tasawuf, ruang lingkup akhlak dan tasawuf. Kajian ini setidaknya memberikan pandangan objektif terhadap akhlak dan tasawuf.

B.  Rumusan masalah

1.      Apakah pengertian dari Akhlak dan Tasawuf ?

2.      Apa sajakah klasifikasi dan ruang lingkup dalam ajaran ilmu Akhlak dan Tasawuf ?

C.  Tujuan

1.      Untuk mengetahui pengertian daripada Akhlak dan Tasawuf.

2.      Untuk mengetahui ruang lingkup yang termasuk dalam ajaran Akhlak dan Tasawuf.

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.  Pengertian Akhlak

Kata akhlak berasal dari bahasa Arab, jamak dari khuluqun yang menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kata tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan khalqun yang berarti kejadian, yang juga erat hubungannya dengan khaliq yang berarti pencipta; demikian pula dengan mkhluqun yang berarti yang diciptakan. Perumusan pengertian akhlak timbul sebagai media yang memungkinkan adanya hubungan baik antara khaliq dengan makhluk. Ibnu Athir menjelaskan bahwa :

“Hakikat makna khuluq itu, ialah gambaran bathin manusia yang tepat (yaitu jiwa dan sifat-sifatnya), sedang khalqu merupakan gambaran bentuk luarnya (raut muka, warna kulit, tinggi rendahnya tubuh dan lain sebagainya”.

Adapaun pengertian akhlak dari para ahli :

1.    Ibnu Maskawih memberikan defenisi sebagai berikut :

“Keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran terlebih dahulu.

2.    Imam Al-Ghazali mengemukakan defenisi Akhlak sebagai berikut :

“Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran terlebih dahulu.

Menurut definisi kedua ulama otoritatif tersebut dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah perbuatan yang sesuai atau timbul dari watak seseorang. Karena itu, perbuatan yang timbul karena hasil pemikiran, pertimbangan atau disuruh orang lain adalah bukan akhlak, tetapi perbuatan biasa atau dapat juga dikatakan sebagai perbuatan insidentil, artinya semata-mata terjadi menurut keperluannya atau karena di dorong oleh suatu sebab yang khusus.

B.       Pengertian Tasawwuf

Secara bahasa, tasawuf berarti saf (baris), sufi (suci), sophos (Yunani: hikmah), suf (kain wol), sikap mental yang selalu memelihara kesucian diri, beribadah, hidup sederhana, rela berkorban untuk kebaikan dan bersikap bijaksana.

Sedangkan menurut istilah, para ahli tasawuf mengartikan sebagai berikut :

a.       Zakaria Al-Anshori : “Tasawuf ialah suatu ilmu yang menjelaskan hal ihwal Pembersih jiwa dan penyantun akhlak baik lahir atau batin, guna menjauhi bid’ah dan tidak meringankan ibadah”.

b.      Abul Qasim al-Qashairi ( W. 456H/1072M ) : “Tashawwuf adalah menerapkan ajaran Al-Qur’an dan Sunnah Nabi secara tepat, berusaha menekan hawa nafsu, menjauhi bid’ah dan tidak meringankan ibadah”.

c.       Harun Nasution : “tasawuf itu merupakan suatu ilmu pengetahuan dan sebagai ilmu pengetahuan, tashawwuf atau sufisme mempelajari cara dan jalan bagaimana seorang islam bisa sedekat mungkin dengan tuhan”.

Tasawuf pada intinya adalah upaya melatih jiwa dengan berbagai kegiatan yang dapat membebaskan dirinya dari pengaruh kehidupan dunia, sehingga tercermin akhlak yang mulia dan dekat dengan Allah swt. Dengan kata lain tasawuf adalah bidang kegiatan yang berhubungan dengan pembinaan mental rohaniah agar selalu dekat dengan Tuhan.

       Jadi dapat disimpulkan bahwa tasawuf adalah suatu kehidupan rohani yang merupakan fitrah manusia dengan tujuan untuk mencapai hakikat yang tinggi, berada dekat atau sedekat mungkin dengan Allah dengan jalan menyucikan jiwanya, dengan melepaskan jiwanya dari noda-noda sifat dan perbuatan tercela.

 

C.  Ruang Lingkup Akhlak dan Tasawwuf

1.     Ruang Lingkup Akhlak

Objek pembahasan ilmu akhlak adalah perbuatan manusia untuk selanjutnya diberikan penilain apakan baik atau buruk, dan mempunyai ciri-ciri perbuatan yang dilakukan atas  kehendak dan kemauan, telah dilakukan secara kontinyu sehingga menjadi tradisi dalam kehidupannya.

Dr. Abdullah dalam buku Dustur al-Akhlaq fi al-Islam, membagi ruang lingkup akhlaq kedalam lima macam aspek kehidupan, yaitu:

a.      Akhlak (tata krama) kepada Allah swt.

b.     Akhlak kepada Rasul Allah saw.

c.      Akhlak untuk diri pribadi.

d.     Akhlak dalam keluarga.

e.      Akhlak dalam masyarakat.

f.      Ahlak bernegara.

2.     Ruang Lingkup Tasawwuf

        Tasawuf adalah nama lain dari “Mistisisme dalam islam”. Di kalangan orientalis barat dikenal dengan sebutan “Sufisme”. Kata “Sufisme” merupakan istilah khusus mistisisme islam. Sehingga kata “sufisme” tidak ada pada mistisisme agama-agama lain.

 Tasawuf bertujuan untuk memperoleh suatu hubungan khusus langsung dari Tuhan. Hubungan yang dimaksud mempunyai makna dengan penuh kesadaran, bahwa manusia sedang berada di hadirat Tuhan. Kesadaran tersebut akan menuju kontak komunikasi dan dialog antara ruh manusia dengan Tuhan. Hal ini melalui cara bahwa manusia perlu mengasingkan diri. Keberadaannya yang dekat dengan Tuhan akan berbentuk “Ijtihad” (bersatu) dengan Tuhan. Demikian ini menjadi inti persoalan “Sofisme” baik pada agama islam maupun di luarnya.

 Dengan pemikiran di atas, dapat dipahami bahwa “Tasawuf/Mistisisme Islam” adalah suatu ilmu yang mempelajari suatu cara, bagaimana seseorang dapat mudah berada di hadirat Allah SWT (Tuhan). Maka gerakan “kejiwaan” penuh dirasakan guna memikirkan betul suatu hakikat kontak hubung yang mampu menelaah informasi dari Tuhannya.

Tasawuf atau mistisisme dalam islam beresensi pada hidup dan berkembang mulai dari bentuk hidup “kezuhudan” (menjauhi kemewahan duniawi). Tujuan tasawuf untuk bisa berhubungan langsung dengan Tuhan. Dengan maksud ada perasaan benar-benar berada di hadirat Tuhan. Para sufi beranggapan bahwa ibadah yang diselenggarakan dengan cara formal belum dianggap memuaskan karena belum memenuhi kebutuhan spiritual kaum sufi.

Dengan demikian, maka tampaklah jelas bahwa ruang lingkup ilmu tasawuf itu adalah hal-hal yang berkenaan dengan upaya-upaya/cara-cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan yang bertujuan untuk memperoleh suatu hubungan khusus secara langsung dari Tuhan.

D.      Hubungan Akhlak Dengan Tasawwuf  

Tasawuf adalah proses pendekatan diri kepada Tuhan (Allah) dengan cara mensucikan hati. Hati yang suci bukan hanya bisa dekat dengan Tuhan malah dapat melihat Tuhan (al-Ma’rifah). Dalam tasawuf disebutkan bahwa Tuhan Yang Maha Suci tidak dapat didekati kecuali oleh hati yang suci.

Kalau ilmu akhlak menjelaskan mana nilai yang baik dan mana yang buruk juga bagaimana mengubah akhlak buruk agar menjadi baik secara zahiriah yakni dengan cara-cara yang nampak seperti keilmuan, keteladanan, pembiasaan, dan lain-lain maka ilmu tasawuf menerangkan bagaimana cara menyucikan hati , agar setelah hatinya suci yang muncul dari perilakunya adalah akhlak al-karimah. Perbaikan akhlak, menurut ilmu tasawuf, harus berawal dari penyucian hati.

Dalam kacamata akhlak, tidaklah cukup iman seseorang hanya dalam bentuk pengakuan, apalagi kalau hanya dalam bentuk pengetahuan. Yang “kaffah” adalah iman,ilmu dan amal. Amal itulah yang dimaksud akhlak . Tujuan yang hendak dicapai dengan ilmu akhlak adalah kesejahteraan hidup manusia de dunia dan kebahagian hidup di akhirat.

Dari satu segi akhlak adalah buah dari tasawuf (proses pendekatan diri kepada Tuhan), tapi dari sisi lain akhlak pun merupakan usaha manusia secara “zahiriyyah”  dan “riyadhah”.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

A.      Simpulan

akhlak adalah perbuatan yang sesuai atau timbul dari watak seseorang. Karena itu, perbuatan yang timbul karena hasil pemikiran, pertimbangan atau disuruh orang lain adalah bukan akhlak, tetapi perbuatan biasa atau dapat juga dikatakan sebagai perbuatan insidentil, artinya semata-mata terjadi menurut keperluannya atau karena di dorong oleh suatu sebab yang khusus.

bahwa tasawuf adalah suatu kehidupan rohani yang merupakan fitrah manusia dengan tujuan untuk mencapai hakikat yang tinggi, berada dekat atau sedekat mungkin dengan Allah dengan jalan menyucikan jiwanya, dengan melepaskan jiwanya dari noda-noda sifat dan perbuatan tercela.

Jadi kalau ilmu akhlak menjelaskan mana nilai yang baik dan mana yang buruk juga bagaimana mengubah akhlak buruk agar menjadi baik secara zahiriah yakni dengan cara-cara yang nampak seperti keilmuan, keteladanan, pembiasaan, dan lain-lain maka ilmu tasawuf menerangkan bagaimana cara menyucikan hati , agar setelah hatinya suci yang muncul dari perilakunya adalah akhlak al-karimah. Perbaikan akhlak, menurut ilmu tasawuf, harus berawal dari penyucian hati.

B.       Saran

Manusia tidak selamanya tepat pertimbangannya, adil sikapnya, kadang-kadang manusia berbuat yang tidak masuk akal. Oleh sebab itu, manusia perlu sekali tahu mengenai diri.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik yang kami sengaja maupun yang tidak kami sengaja. Maka dari itu sangat kami harapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

http://iwandicipto.blogspot.co.id/2013/02/hubungan-tasawuf-dengan-akhlak.html

http://muhammadyusuf18.blogspot.com/2011/12/pengertian-dan-ruang-lingkup-tasawuf.html

http://abiturohmansyah.blogspot.com/2012/11/pengertian-akhlak-tasawuf_8850.html

http://ber-guru.blogspot.com/2012/01/akhlak-tasawuf.html

 

 

Comments

Popular posts from this blog

MAKALAH PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN, SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

MAKALAH STRATEGI PEMASARAN KOMPETITIF INTERNASIONAL

MAKALAH MANAJEMEN RESIKO by ZURINA.,S.M